“Pak Mario, sampai detik ini saya masih membenci mantan pacar saya
yang selingkuh. Si wanita itu sms saya dengan bangga bisa memiliki pacar
saya, begitu juga mantan pacar saya yang bangga memamerkan foto-foto
mesra mereka. Apa yang harus saya lakukan Pak Mario?
Adikku yang baik hatinya,
Duduklah dengan tenang di hadapan Tuhan, dengan melaporkan derita hatimu. Semakin engkau merasa dinistai, semakin baik. Semakin engkau mengerang, semakin baik. Semakin engkau jujur, semakin baik. Dengannya, yang tersisa di dalam hatimu hanyalah keikhlasan untuk mengerti.
Adikku yang baik hatinya,
Duduklah dengan tenang di hadapan Tuhan, dengan melaporkan derita hatimu. Semakin engkau merasa dinistai, semakin baik. Semakin engkau mengerang, semakin baik. Semakin engkau jujur, semakin baik. Dengannya, yang tersisa di dalam hatimu hanyalah keikhlasan untuk mengerti.
Mengertilah bahwa engkau sedang diuji kenaikan kelasmu, untuk diperhatikan apakah engkau masih akan bertengkar pada kelas itu, bertengkar tentang laki-laki yang sesuai untuk perempuan yang tidak sekelas denganmu?Mengertilah bahwa engkau yang salah memilih orang untuk kau cintai.
Mengertilah bahwa dia dicabut darimu, karena engkau pantas untuk yang lebih baik.
Mengertilah bahwa Tuhan sedang menyediakan belahan jiwa yang lebih baik, jika engkau menghormati dirimu, menganggunkan dirimu, dan hanya mengiijinkan urusan yang baik dan penting bagi kebaikan orang banyak – sebagai pengisihati dan pikiranmu.
Sabarlah.
Tahun depan engkau akan tertawa mengenai keadaanmu sekarang, dan terheran-heran mengingat bahwa engkau marah-marah seperti ini untuk laki-laki seperti itu. Stay beautiful!”
Saat pacar selingkuh utamakan kesehatan jiwa diri kita
Seringkali yang terjadi justru kita berfokus pada hal-hal yang
bersifat eksternal. Ya, saya pernah mengalaminya sehingga bisa meraba
apa yang sebenarnya dirasakan. Fokusnya pada menghujat, menyalahkan,
men’dasar-dasarkan pacar (dasar playboy, monyet, pengkhianat, dan label
lainnya), serta mengiringi hati dalam perasaan dendam tak berkepanjangan
kepada pacar atau mantan (karena tau dia selingkuh langsung kita
putusin aja) kita. Padahal sebenarnya yang patut kita pedulikan adalah
diri kita sendiri, ya hati saya dan Anda.
Mari lebih kita sayangi diri, hati, dan perasaan kita dengan tidak
lagi memfokuskan energi tubuh menjadi nuansa negatif ke masalah pacar
selingkuh. Tegas saja, pacar mau selingkuh sama siapa kek, mau gimana
kek, tokek kek, tutup mata, masuk ke dalam diri.
Negoisasikanlah dengan hati bahwa oke kemarin Saya yang salah
memilih orang untuk dicintai seerta bahwa dia dicabut dari kita
sekarang, karena kita pantas untuk yang lebih baik.
Pacar selingkuh, Syukur saja..
Kog Syukur? La iyalah, jelas-jelas pribadi yang menyelingkuhimu
merupakan pribadi yang jelas-jelas BURUK KUALITASNYA. Apa alasannya?
Kepadamu, orang yang ‘katanya’ dia paling sayang, cintai, kasihi saja
dia mengkhianati, apa lagi terhadap orang lain? Pacar selingkuh itu
hadiah Allah yang menunjukkan kepada kita kesejatian pribadi dirinya
yang memang tidak layak dipercaya dalam berbagai sisi lainnya seperti
penguasaan harta, pekerjaan, maupun hubungan yang bersifat relasional.
Maka syukur sekali si pacar selingkuh sekarang, andai sudah
jadi istri maupun suami kita, naudzubillah gimana sakitnya. So, Syukuri
dan sadari di luar sana laki-laki baik dan jujur telah banyak
menunggumu, perbaiki caramu mencari pasangan, hingga kau dapati yang
lebih baik sebagai penggantinya.
Posting Komentar